Saturday 4 June 2016

Kesiapan Jasmani dan Ruhani Untuk Menyambut Ramadhan

Ramadhan tinggal dua hari lagi. Bulan yang spesial bagi kita umat Islam ini memang banyak dinantikan dan banyak orang yang merayakan menyambut kedatangannya. Inilah keistimewaan bulan di mana Alqur’an diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW. Bulan penuh berkah dan ampunan karena di dalamnya juga ada malam seribu bulan ” Lailatul Qadr”.

Tidak mudah dan ringan untuk menyambut kedatangan Ramadhan karena kita harus menyiapkan fisik yang prima dan juga ruhani yang sehat pula. Kesiapan fisik diperlukan karena kita akan menghadapi perubahan siklus yang berkaitan dengan asupan makanan di tubuh kita.  Puasa ramadhan mengharuskan kita menahan diri dari godaan lapar karena kita akan menahan diri dari rasa lapar mulai makan sahur ( menjelang fajar) hingga berbuka di waktu Maghrib. Aktifitas itulah yang akan mengubah irama dan kondisi fisik kita yang apabila kita tidak biasakan mulai sekarang akan membuat tubuh kita mengalami kekagetan dan bisa bisa kita malah jatuh sakit karenanya.

Biasakanlah untuk menahan diri dari rasa lapar agar kita tidak menjadi pribadi penuh dendam dengan makanan ketika berbuka puasa. Esensi berbuka adalah membatalkan puasa kita di sore hari tidak harus dilampiaskan dengan makan segalanya karena seharian kita menahan diri dari rasa lapar. Tubuh yang fit akan terbiasa dari keadaan lapar tanpa akan mengalami kesakitan dan halangan kesehatan lainnya.

Selain kondisi fisik Ramadhan juga perlu dihadapi dengan kesehatan ruhani. Ruhani yang sehat jauh dari segala penyakit hati; iri, dengki, tamak, dan sombong. Segala penyakit hati yang ditimbulkan oleh keadaan cinta duniawi itu harus bisa diredam di bulan Ramadhan. Kita siapkan ruhani kita menjadi ruhani yang bersih dan sehat tanpa terganggu dengan godaan cinta duniawi.

Kesehatan ruhani lebih sulit lagi kita melatihnya karena itu adalah pertarungan nafsu di hati dan fikiran kita. Setelah selam sebelas bulan hati kita banyak diselipi oleh dorongan nafsu yang membuat kita kadang terlena seolah lupa dengan sang pencipta di bulan Ramadhan inilah kita dilatih untuk meredamnya dengan tujuan membersihkan segala kesombongan sebagai seorang hamba Allah SWT.

Ya, Ramadhan memang sarana kita menuju sebagai pribadi yang unggul ketika kita berhasil menjalaninya secara Kaffah-seutuhnya. Tentunya kita tidak akan menyia-nyiakan kedatangannya begitu saja. Mari kita siapkan fisik dan mental kita untuk mengisinya dengan kegiatan amalan baik yang banyak. Baik kepada sesama manusia dan juga ibadah kepadanya. Buang jauh jauh nafsu serakah akan dunia karena akhirat lebih abadi dan kita lebih sering melupakannya. Marhaban Ya Ramadhan.

Contoh Kutipan Langsung :

kata Direktur Teknik dan Operasi PT Marga Mandala Sakti (MMS) selaku operator jalan tol Tangerang-Merak, Sunarto Sastrowiyoto, Serang, Pada pintu keluar (exit) Cilegon Barat semula tiga lajur menjadi empat lajur, dan pintu masuk (entrance) mengalami penambahan dari dua menjadi tiga lajur.

Contoh Kutipan Tidak Langsung :

Alqur’an memerintahkan umat islam agar menggunakan akalnya dalam mengamati hakikat alam semesta. Perintah semacam itu di antaranya termaktub dalam surrah arrum [30] ayat 22.
.

No comments:

Post a Comment