Ramadhan tinggal dua hari lagi. Bulan yang spesial bagi kita umat
Islam ini memang banyak dinantikan dan banyak orang yang merayakan
menyambut kedatangannya. Inilah keistimewaan bulan di mana Alqur’an
diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW. Bulan penuh berkah dan
ampunan karena di dalamnya juga ada malam seribu bulan ” Lailatul
Qadr”.
Tidak mudah dan ringan untuk menyambut kedatangan Ramadhan karena
kita harus menyiapkan fisik yang prima dan juga ruhani yang sehat pula.
Kesiapan fisik diperlukan karena kita akan menghadapi perubahan siklus
yang berkaitan dengan asupan makanan di tubuh kita. Puasa ramadhan
mengharuskan kita menahan diri dari godaan lapar karena kita akan
menahan diri dari rasa lapar mulai makan sahur ( menjelang fajar) hingga
berbuka di waktu Maghrib. Aktifitas itulah yang akan mengubah irama dan
kondisi fisik kita yang apabila kita tidak biasakan mulai sekarang akan
membuat tubuh kita mengalami kekagetan dan bisa bisa kita malah jatuh
sakit karenanya.
Biasakanlah untuk menahan diri dari rasa lapar agar kita tidak
menjadi pribadi penuh dendam dengan makanan ketika berbuka puasa. Esensi
berbuka adalah membatalkan puasa kita di sore hari tidak harus
dilampiaskan dengan makan segalanya karena seharian kita menahan diri
dari rasa lapar. Tubuh yang fit akan terbiasa dari keadaan lapar tanpa
akan mengalami kesakitan dan halangan kesehatan lainnya.
Selain kondisi fisik Ramadhan juga perlu dihadapi dengan kesehatan
ruhani. Ruhani yang sehat jauh dari segala penyakit hati; iri, dengki,
tamak, dan sombong. Segala penyakit hati yang ditimbulkan oleh keadaan
cinta duniawi itu harus bisa diredam di bulan Ramadhan. Kita siapkan
ruhani kita menjadi ruhani yang bersih dan sehat tanpa terganggu dengan
godaan cinta duniawi.
Kesehatan ruhani lebih sulit lagi kita melatihnya karena itu adalah
pertarungan nafsu di hati dan fikiran kita. Setelah selam sebelas bulan
hati kita banyak diselipi oleh dorongan nafsu yang membuat kita kadang
terlena seolah lupa dengan sang pencipta di bulan Ramadhan inilah kita
dilatih untuk meredamnya dengan tujuan membersihkan segala kesombongan
sebagai seorang hamba Allah SWT.
Ya, Ramadhan memang sarana kita menuju sebagai pribadi yang unggul
ketika kita berhasil menjalaninya secara Kaffah-seutuhnya. Tentunya kita
tidak akan menyia-nyiakan kedatangannya begitu saja. Mari kita siapkan
fisik dan mental kita untuk mengisinya dengan kegiatan amalan baik yang
banyak. Baik kepada sesama manusia dan juga ibadah kepadanya. Buang jauh
jauh nafsu serakah akan dunia karena akhirat lebih abadi dan kita lebih
sering melupakannya. Marhaban Ya Ramadhan.
Contoh Kutipan Langsung :
kata Direktur Teknik dan Operasi PT Marga Mandala Sakti (MMS) selaku
operator jalan tol Tangerang-Merak, Sunarto Sastrowiyoto, Serang, Pada pintu keluar (exit) Cilegon Barat semula tiga lajur menjadi empat lajur, dan pintu masuk (entrance) mengalami penambahan dari dua menjadi tiga lajur.
Contoh Kutipan Tidak Langsung :
Alqur’an memerintahkan umat islam agar
menggunakan akalnya dalam mengamati hakikat alam semesta. Perintah semacam itu
di antaranya termaktub dalam surrah arrum [30] ayat 22.
.
No comments:
Post a Comment