Saat menaiki roller coaster, pernahkah Anda bertanya pada diri
sendiri mengapa permainan ini tak terjatuh saat posisi terbalik?
Rahasianya ada pada pemanfaataan gaya sentripetal dan momen inersia,
sehingga roller coaster tak mudah keluar dari jalurnya.
Menurut Science ABC,
Kamis (14/4/2016), roller coaster didesain dengan dua material yaitu
kayu dan baja. Material kayu lebih jarang dipakai di era modern karena
dia lebih rentan dan kurang fleksibel, sehingga kelokan yang ekstrem
sulit dibuat. Sebaliknya, desain dari baja lebih fleksibel dan kuat
sehingga lebih aman untuk penumpangnya.
Meski demikian, penumpang maupun kereta roller coaster tidak mudah
keluar dari jalurnya karena gaya sentripetal dan momen inersia. Jalur
rel roller coaster telah didesain khusus untuk memanfaatkan kedua gaya
tersebut.
Gaya sentripetal adalah gaya yang menyebabkan suatu benda bergerak
melingkar. Arah gaya ini menuju titik pusat lingkaran. Gaya inilah yang
menyebabkan roller coaster yang terbalik ketika berbelok tidak akan
terpental keluar dari relnya, sebaliknya justru semakin kencang menuju
ke arah titik tengahnya.
Sementara itu, momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda
untuk berotasi terhadap porosnya. Penumpang akan merasakan momen ini
ketika mereka berada di kelokan tajam dan mendapat sensasi ditekan ke
belakang, ke luar dari jalur. Ketika Anda berada dalam putaran terbalik,
meskipun gravitasi menarik Anda ke bawah, kekuatan percepatan karena
gerakan roller coaster jauh lebih kuat daripada gaya gravitasi dan
menahan Anda tetap duduk manis di kursi roller coaster.
Sekadar informasi, roller coaster di masa lalu menggunakan listrik
yang hanya untuk mendorong kereta menuju tanjakan pertama yang biasanya
paling tinggi. Pergerakan selanjutnya mengandalkan energi kinetic yang
didapat dari turunnya roller coaster dari satu tanjakan untuk merangkak
ke tanjakan berikutnya. Pada waktu yang diperhitungkan kereta akan
berhenti sendiri karena gesekan rel dengan roda kereta.
No comments:
Post a Comment