Saturday 16 April 2016

Cyber Threath

Cyber-serangan adalah setiap jenis manuver ofensif yang digunakan oleh individu atau seluruh organisasi yang menargetkan sistem informasi komputer, infrastruktur, jaringan komputer, dan / atau perangkat komputer pribadi dengan berbagai cara dari tindakan berbahaya biasanya berasal dari sumber anonim yang baik mencuri, mengubah, atau menghancurkan target tertentu oleh hacking ke sistem yang rentan. Ini dapat label sebagai cyber kampanye, cyberwarfare dan cyberterrorism dalam konteks yang berbeda. Cyber-serangan dapat berkisar dari menginstal spyware di PC untuk upaya untuk menghancurkan infrastruktur seluruh bangsa. Cyber-serangan telah menjadi semakin canggih dan berbahaya sebagai worm Stuxnet baru-baru ini menunjukkan.

Contoh Kasus 

Kaspersky Lab dan B2B International baru saja melakukan survei untuk mengetahui ancaman dunia maya yang paling dikhawatirkan oleh pengguna internet. Ternyata hasil dari survei mereka menunjukkan pencurian rekening online merupakan kekhawatiran terbesar bagi pengguna.

Peretasan rekening dan malware yang dirancang untuk mencuri password serta informasi rahasia merupakan kekhawatiran terbesar, dimana kedua ancaman ini memiliki jumlah yang kira-kira sama besarnya 68 persen. Ancaman keuangan berada di posisis ketiga, dengan 63 persen pengguna merasa khawatir tentang kemungkinan kehilangan uang dari rekening, diikuti oleh phishing email dan website bentuk lain ancaman yang juga menargetkan kredensial rekening -di tempat keempat.

Ancaman yang dirancang untuk mencuri kredensial juga merupakan jenis ancaman yang pengguna Internet kenali dengan baik, yaitu sebanyak 86 persen responden menyadari adanya peretasan rekening, phishing dan malware yang dapat mencuri password. Hal-hal seperti ini menunjukkan bahwa ancaman online yang paling dikenal dan paling mengkhawatirkan para pengguna adalah pencurian identitas digital mereka.

Ancaman yang paling kecil pengguna khawatirkan adalah serangan DDoS dan aksi spionase global. Kemungkinan karena jenis serangan cyber seperti ini lebih menargetkan perusahaan dan jarang mengancam pengguna biasa. Tidak mengherankan, serangan DDoS dan aksi spionase adalah ancaman yang pengguna paling kurang kenali dengan baik, sebanyak 29 persen dan 27 persen responden, masing-masing, belum pernah mendengar tentang serangan ini.

Salah satu hasil mengkhawatirkan yang disorot oleh survei tersebut adalah kenyataan bahwa 28 persen dari pengguna Internet tidak mengetahui tentang ancaman ransomware. Ini terjadi di masa ketika program jahat baru yang dapat mengenkripsi file di komputer dan meminta tebusan pembayaran untuk kunci dekripsi sedang ramai dan semakin sering bermunculan. Ahli Kaspersky Lab, misalnya, baru-baru ini melaporkan modifikasi terbaru dari Trojan Tesla Crypt yang menuntut US$500 dari setiap korban.

Pada intinya, survei tersebut menunjukkan bahwa pengguna masih meremehkan banyak ancaman cyber. Menariknya, 54 persen responden mencatat peningkatan yang signifikan dalam jumlah ancaman online, tetapi hanya 23 persen dari responden yang percaya bahwa diri mereka bisa menjadi target serangan cyber.
 
"Orang-orang merasa khawatir tentang keamanan rekening online mereka, meskipun pada kenyataannya hanya beberapa dari mereka yang berpikir bahwa mereka akan menjadi sasaran serangan cyber. Itu sebabnya Kaspersky Lab menganjurkan pengguna internet untuk memperluas pengetahuan mereka tentang ancaman internet saat ini, untuk waspada dan memastikan solusi keamanan mereka prima dan siap," kata Elena Kharchenko, Head of Consumer Product Management, Kaspersky Lab kepada Merdeka.com melalui surat elektronik,

No comments:

Post a Comment